Senin, 16 Mei 2011

Kontak

Alamat : Jl.Letjen.S.Parman IVa/ 11 Malang
Facebook : Ryan Neraka Setara Mata
Twitter : @riiand666
Telepon : 087759629686

Profil

Sebelumnya, saya ingin memperkenalkan diri dulu, nama saya adalah Ryan Anjasmara seorang yang bersahaja dan juga sangat bangga dengan sebuah lantunan sebuah genre METAL yang begitu berdengung ketika siapa saja berani untuk mendengerkannya. Saya tinggal di Malang dan lahir di Kota itu pada tanggal 19 Mei 1995. Hingga kini saya masih tinggal di Malang dan bersekolah di SMK Negeri 4 Malang.

Kamis, 05 Mei 2011

Kantong Simayit

Kantong Simayit di Palembang Sumatera Selatan Indonesia, menjadi akar yang kuat dan sangat berpengaruh untuk kembali berdirinya scene metal di Palembang yang mati suri pada dekade 2004 akhir. Berdiri pada tanggal 5 Januari 2004 dengan formasi awal Ghoibdeath (Vocal), Sevtobattcry (Guitar) & Promise Ozz Demon (Drum). Kantong Simayit menyebut konsep musicnya dengan SRIWIJAYA HORROR REVOLUTION BLACK METAL yang terinfluence dengan banyak band Metal terutama Black Metal baik local maupun mancanegara. Menyuarakan kegelapan yang diramu unsur religi kelam, peperangan, paham satanic social, Budaya dan Kengerian. Banyak terjadi perubahan personil namun tetap membuat band ini bertahan. Tahun 2006 dengan formasi Ghoibdeath (Vocal), Sevtobattcry (Guitar) & Destroyer Satanica (Drum) memuntahkan Promo Demo dengan judul Selusuri Lorong Kekafiran yang berisi juga Hianat Untuk Setan, Perang di Payung Agama & Pusara Kafan Sang Pendosa. Setelah rilisnya Promo Demo ini, Sevtobattcry (Guitar) keluar dari band. Tahun 2006-2007 dengan formasi Ghoibdeath (Vocal), Destroyer Satanica (Drum), Izal Servil (Guitar), Segara Suro (Female Bass), Siddix Satanas (Additional Keyboard) Kantong Simayit menjadi fenomena hitam-hitam di Bumi Sriwijaya.
Tahun 2008 Segara Suro (Female Bass) keluar dari band dan Siddix Satanas (Additional Keyboard) menggantikan posisinya menjadi bass player. Begitupun Izal Servil (Guitar) keluar dari band dan Ghost masuk menggantikan, sehingga formasi 2008 adalah Ghoibdeath (Vocal), Destroyer Satanica (Drum), Ghost (Guitar) & Siddix Satanas (Bass). Masih ditahun yang sama Destroyer Satanica (Drum) dipinjamkan menjadi Additional Drum dari band Black Metal Malam Satu Suro & disinilah puncak dari kembali bangkit scene metal Palembang. Tahun 2009 Destroyer Satanica (Drum) membentuk Band Grindcore “Red Rope” serta menjadi Additional Drum dari band Grindcore Rongsokan, ditahun inilah Destroyer Satanica memutuskan keluar dari band dan posisinya digantikan Angga (Murder By Order/Black Code). 26 Juli 2009 di gigs Sriwijaya Sound Infection 2, Kantong Simayit memuntahkan EP 2009 Sriwijaya Darkness Monster. Setelah rilisnya EP ini Siddix Satanas (Bass) juga keluar dari band karena harus hijrah keluar kota. Akhir tahun 2009 Aji Incinerate masuk mengambil posisi bass dan di tahun 2010 Kantong Simayit adalah Ghoibdeath (Vocal), Angga (Drum), Ghost (Guitar) & Aji Incinerate (Bass).

Line Up 2004:
Ghoibdeath : Syaiton Oralisist
VamvireBattCry : Guitar
Promiss Ozz Demon : Drum
Siddix Satanas: Bass

Line Up 2005:
Ghoibdeath : Syaiton Oralisist
VamvireBattCry : Guitar
Promiss Ozz Demon : Drum
Mystic: Bass

Line Up 2006:
Ghoibdeath : Syaiton Oralisist
VamvireBattCry : Guitar
Gamal Destroyer Satanica : Drum

Line Up 2007:
Ghoibdeath : Syaiton Oralisist
Izal Servil : Guitar
Gamal Destroyer Satanica : Drum
Segara Suro : Bass (female)
Siddix Satanas : Add Keyboard

Line Up 2008:
Ghoibdeath : Syaiton Oralisist
Ghost : Guitar
Gamal Destroyer Satanica : Drum
Siddix Satanas : Bass

Line Up 2009:
Ghoibdeath : Syaiton Oralisist
Ghost : Guitar
Angga : Drum
Additional Bass Player

Line Up Bernafaskan:
Ghoibdeath : Syaiton Oralisist
Ghost : Guitar
Angga : Drum
Ajik : Bass

*MUNTAHAN*
- Pusara Kafan Sang Pendosa 2005 (Song)
- Selusuri Lorong Kekafiran 2006 (Promo Demo)
- Take Control Compilation 2006 (Black Hawk)
- Setelah 7 Langkah 2007 (Song)
- VCD Live Performance "UnderAttack gigs" 2009
- Sumatera Island Of Darkness Compilation 2009
- Sriwijaya Darkness Monster 2009 (EP)
- Sounds Of Anastasya Compilation 2010
- Sumatera United Compilation 2010
- Black Metal Agenda Compilation (Oslo Norwaygia) Vol.3 & 7 2010
- Sinabung Menghitam Compilation 2010
- Reinkarnasi Hitam Compilation 2010
- Split Album vs Texas Black Metal Desember 2010 (Coming Soon)
- Darkness Land Compilation (Januari 2011 Coming Soon)
- Split Album vs Spanyol Black Metal (Coming Soon 2011)

Jumat, 29 April 2011

Janin

Band metal asal kota Depok yang satu ini cukup panas dan bringas. Mencoba membuat jenis musik yang berbeda dengan band yang ada kebanyakan. Memiliki jenis musik yang khas dengan suara vokal yang berbeda mereka mencoba memberikan suguhan musik yang baru kepada pendengar dan pecinta musik di tanah air. Mereka menamakan genre musik mereka "Slamming Brutal Death Metal" , Band yang dipelopori oleh Adit War Wir (vokal) , Oki Autis (Gitar) , Novandeath (Gitar) , SD (Bass) , dan Gilang (Drum) ini memulai karirnya di akhir tahun 2009. Stage demi stage mereka ikuti sampai akhirnya tak berjalan lama Gilang memutuskan untuk resign karena jadwal manggung di Frodhos Death yg begitu padat. Tak patah semangat dan tak kenal lelah mereka terus melanjutkan project ini. Namun pada akhirnya mereka bertemu dengan Koko Expired yg pada saat itu siap untuk mengisi kekosongan pada project ini. terjadi sedikit perubahan pada Line up yaitu Adit war Wir (vokal) , Oki Autis (Gitar) , Novandeath (gitar) , SD (Bass) , Koko Expired (Drum). Dengan Line up ini terjadi sedikit perubahan pada musik JANIN dengan sedikit aransemen - aransemen yang lebih fresh dan asik untuk didengar , karena mereka selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik, baik pada materi lagu ataupun pada penampilan mereka di setiap stage. keep support us and see you on circle pit !"

Members :
Adit War Wir ( Vokal )
Oki Autis ( Gitar )
Novandeath ( Gitar )
SD ( Bass )
Koko Expired ( Drum )

kunjungi:
http://www.myspace.com/deathjanin

Kamis, 28 April 2011

Defeatist

Berdiri pada tahun  2007 di Jakarta,dengan Line up pertama : Adrian sebagai gitar, Brenandi sebagai gitar, Galer sebagai vocal, Edjie sebagai vocal, Janet sebagai bass dan Dibol sebagai drum.
Kami pun menciptakan sebuah lagu yang berjudul terbunuh mutilasi, lagu tersebut menceritakan tentang seseorang yang terbunuh dan jasad nya dimutilasi. atas kekejihan itu kami membuat lagu itu
genre kami adalah slammin, kenapa slammin, karena kita menyukai cephalotripsy. kami mengcover lagu mereka yang berjudul Intracranial Buthcery.
Sampai saat ini kami memiliki 5 lagu aja,yang berjudul
1. Terbunuh Mutliasi
2. Hilang Nyawa
3. I Will Buthcer You
4. Mencari Kepala Tuhan
5. Tikam


Di tahun 2010 Dibol, Edjie, Andi dan Janet memutuskan untuk keluar dari band ini, dikarenakan oleh kesibukan mereka. Sampai saat ini kami masih mencari sesosok drumer yang pas dihati kami.
Formasi terbaru :
Galer sebagai Vocal
Adrian sebagai Gitar
Ho sebagai Gitar


Seiring waktu berjalan, Bass dan Drum kami menggunakan additional. Jika ada yang berminat menjadi personil kami Kontak kita di 0856 1832 714 untuk wilayah depok,cijantung,cibubur dan kawasan dekat kalian yang berminat.

kunjungi:
www.myspace.com/deathangkerbatu

Sarcophagust

Juli 2008, Dimulai dari sekedar teman satu sekolah dan satu permainan, kami mencoba menyatukan idealisme yang mengalir deras dalam darah kami dengan memutuskan untuk membuat sebuah band. Awal mula berdiri kami bernama GAZZA TERROR yang beranggotakan hanya 3 orang yaitu Wiky – Vokal. Dragon – Gitar. Gitting – Drum. Saat itu kami masih menganut aliran GRINDCORE yang terinfluance oleh NAPALM DEATH. maret 2009, Lama waktu berjalan akhirnya Fadli turun mengisi posisi bassis yang kosong dan Adam (ex PROCEUS bogor blackmetal legend) ikut turun mengisi lead guitar yang juga kosong. Alhamdulillah dengan kedatangan mereka berdua musik kami pun ikut terhipnotis menjadi lebih condong ke DEATH METAL dan terinfluence oleh DEICIDE, NECROPHAGIST, NILE, CANNIBAL CORPSE, SUFFOCATION, DEED OF FLESH, OBITUARY, KREATOR (trash), PYAEMIA, dll. Nama GAZZA TERROR pun dirubah menjadi ABATTOIR, setelah beberapa bulan kami baru menyadari bahwa nama ABATTOIR banyak digunakan oleh band lain, terpaksa kami harus menggantinya. Akhirnya kami menemukan nama yang dicetuskan oleh Gitting yaitu SARCOPHAGUS yang dalam bahasa indonesia berarti “Peti mati yg terbuat dari batu”. Insyaallah ini nama terakhir yang kami pakai dan dengan nama ini kami berharap bisa lebih memajukan idealisme DEATH METAL yang kami lihat sangat sedikit disukai oleh anak-anak muda jaman sekarang yang banyak lebih menyukai deathcore dan screamo.Pada bulan akhir maret 2010 adam mengundurkan diri dari sarcophagus karena ada sibuk pekerjaan, dan pada saat itu line up menjadi wiki -Slamming guttural, Dragon-Sick string, Samad-Four string, Gitting-hyperblasting grind dan mengganti genre kita menjadi SLAMMING DEATH METAL. Seiring jalannya waktu pada tanggal 10 agustus 2010 wiki mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari sarcophagus dikarenakan ingin fokus dalam belajar.Dan pada akhirnya pada tangal 13 agustus 2010 Rama Dwi Putra atau biasa di sebut om jin ikut bergabung dengan sarcophagus sebagai vokalis Slamming Guttural,line up sekarang menjadi m jin-Slamming guttural, Dragon-Sick string, Samad-Four string, Gitting-hyperblasting grind.

kunjungi:

www.twitter.com/sarcophagusbgr
www.myspace.com/sarcophagusbgr
www.reverbnation.com/sarcophaguslam

Sekarat

Sekarat sampai sekarang masih tetap eksis di jalur musik metal dengan Brutal Death
Metal maka kami akan mulai memaparkan Kronologi dari Sekarat.
Pada tahun 1993, nama Sekarat masih belum dipakai tetapi masih menggunakan nama
Abstain. Franciz pada Vockills, Arkam pada Guitars, Ari pada Bass, dan Purwo pada
Drums. Dan akhirnya pada tahun 1995, Abstain berubah nama menjadi Malignant
Covenant dengan formasi yang baru lagi, dan hanya meninggalkan Arkam. Formasi
berubah lagi Arkam digantikan Ateng pada Guitars, Mukti pada Guitars, Ari pada Bass,
Purwo pada Drums, dan Franciz di Vockills. Pada tahun 1997, Malignant Covenant
berganti nama dan berubah menjadi Sekarat dengan formasi yang masih kurang eksis,
dan akhirnya keluarnya Mukti karena ada pekerjaan lain yang harus dia selesaikan. Pada
tahun 1998, Sekarat mencoba mengeluarkan album yang bertitel 'Tragic Incident' di
bawah label Adrenal Records, dengan musik yang sedikit kasar dan masih bernuansakan
cukup Death/Thrash Metal. Selang waktu yang terus berjalan pada tahun 2000, akhirnya
Sekarat mencoba untuk menelurkan mini album dengan judul 'Save Indonesian Ground'
di bawah label Confuse Records. Setelah bongkar pasang personil lagi, sekitar 2001 Ari
cabut dan digantikan oleh Nawi pada Bass, dan ditambahkan Roni (ex-Suffer Increase)
pada Guitars, dan kita berkeinginan untuk menambahkan satu Guitarist lagi biar lebih
berat karakter sounds yang akan dihasilkannya nanti. Pada tahun berikutnya setelah tahun
2002, Sekarat mengalami pergantian personil lagi Nawi, Roni, dan Purwo Cabut karena
tidak ada lagi kecocokan diantara mereka. Setelah itu posisinya digantikan oleh Inzar (ex-
Sectordeath & Keramat) pada Bass, Garenx (ex-Grindpeace) pada Guitars, Imam
(Bloodlust Revenge) pada Drums, dan masih Franciz pada Vockills. Tetapi formasi ini
juga tidak bertahan lama karena ada kejenuhan dan pertengkaran diantara mereka. Pada
tahun 2003, Sekarat mengalami pergantian personil lagi yaitu Farid (ex-Grindpeace &
System Error) pada Guitars, AbasZ (ex-Santhet) pada Bass, Ipul (ex-Santhet) pada
Drums, dan Vockills masih tetap pada Franciz. Tetapi itupun juga tidak bertahan lama,
Farid cabut kemudian digantikan oleh Dhiek (ex-Sectordeath & Keramat) pada Guitars
yang juga pernah keluarin album perdana bertitle Approximate Death tahun 1997
dibawah label Confuse Records, yang pada waktu itu masih aktif di Keramat pegang
guitar juga. Akhirnya Sekarat juga mulai jenuh dengan sering bongkar pasang personil
yang sangat mengganggu konsentrasi ini. Maka pada 2004, Sekarat berjalan cukup lama
dan lumayan yaitu ada Franciz di Vockills, Dhiek pada Guitars, AbasZ pada Bass, dan
Ipul pada Drums. Tapi akhirnya Ipul juga tidak bertahan lama, Ipul cabut karena kurang
sesuai atau istilahnya selalu beda pendapat. Pada tahun 2007 akhir, Ipul mengundurkan
diri dan setelah itu digantikan oleh Yudha (ex-Radicalsquad, Bittersweetlife & Akasia)
pada Drums, dan Yudha itu adalah adik dari sang guitarist Dhiek. Dan pada tahun 2007
sampai sekarang Sekarat mulai menetapkan line-up yaitu Franciz pada Vockills, Dhiek
pada Guitars, AbasZ pada Bass, dan juga ada Yudha pada Drums. Sampai sekarangpun
Sekarat tidak pernah bongkar pasang personil lagi, namun akhirnya itu semua tidak
mencegah kami untuk mencoba menelurkan sebuah demo yang berisi tiga lagu yaitu
Death Metal, Metamorphosick, dan Sound From Hell yang materinya direcord at Studio
Delta Malang pada tahun 2008. Sekarang Sekarat masih mencoba untuk bermain musik
dengan influence yang dipengaruhi oleh band-band Death Metal dari Amerika, maupun
dari Eropa seperti Dying Fetus, Condemned, Human Rejection. Selanjutnya kami merilis
EP 2009 bertitle Confounded By Hatred yang materinya berisi 3 buah lagu yaitu
Confounded By Hatred, Shatter With Resentment, Kronologi Terkutuk dengan fully track
at Nada Musica Studio Malang pada tanggal 07 Juli 2009. Seiring dengan berjalannya
waktu, pada pertengahan tahun 2009 AbasZ sang bassist dikarenakan ada sesuatu hal,
mengundurkan diri dan digantikan oleh Rano (Jinggle From Jeckyll). Kini kami lagi
merampungkan semua materi lagu sebagai lanjutan untuk merilis album baru kami yg
bertitle Sekarat - Confounded By Hatred (2010) yang rencananya dalam waktu dekat ini
akan dipegang oleh Rottrevore Records. Lirik-lirik Sekarat bertemakan masalah
kehidupan sehari-hari, tentang Kegelapan, Kematian, Pembunuhan, Darah, Kebiadaban.
Than’x & Cheers for You Guys….Still Brutal Death ‘fucking’ Metal....

kunjungi :
www.myspace.com/sekaratdeathmetal

Minggu, 03 April 2011

Buku Memoar Melawan Lupa

Buku yang ditulis oleh Rahman Angga Kusumah atau yang akrab disapa kimung ini menceritakan tragedi kelabu dalam peluncuran album pertama band BESIDE (againts ourselves) yang menewaskan 11 orang metalhead. Di dalam buku yang bertebal 208 halaman ini tak hanya menceritakan insiden sabtu kelabu itu tetapi menceritakan bagaimana kehidupan yang kreatif dari komunitas bawahtanah di Ujung Berung seperti memebuka studio band,distro,wanet sampai pembuatan rokok.banyak hal-hal yang menarik dalam buku ini mulai dari apa yang sebenarnya terjadi pada saat insiden maupun pasca insiden tersebut.serta kehidupan komunitas bawahtanah yang terus bertahan ditengah stigma negatif masyarakat sekitar terhadap komunitas tersebut. Dalam penulisan ini kang kimung juga dibantu beberapa temennya seprti kang addy gembel voc Forgotten yang memberikan tulisan dari blog pribadinya.
Buku yang sangat inspiratif ini memberikan banyak informasi kekhalayak luas bahwasahnya anak metal itu tak hanya rusuh tapi juga bisa melakukan hal-hal kreatif yang sebagaimana telah dilakukan komunitas bawah tanah (ujungberung). Buku ini di dedikasikan untuk ke11 korban dalm insiden kelabu tersebut yaitu NOVI FEBRIANA,DICKY ZAELANI,KRISTIANTO,M.YUSUF FERDIAN,AGUNG FAUZI PRATAMA,DADI,AHMAD WAHYU,YUDI,NOVAN,AHMADFURQON dan ENTIS SUTISNA.
Semoga segala amal dan ibadahmu diterima disisinya
Amin

Rabu, 30 Maret 2011

Disconected

Berawal dari titik jenuh yang dirasakan dalam diri, kami mencoba melawan itu semua dengan memuntahkan segala luapan emosi jiwa yang akhirnya menjadi sebuah apresiasi dan semangat untuk terus berjuang didunia musik death metal di Indonesia. Sebuah pemikiran yang tercetus dari Sapto (AZAZIL) dan Dhito (RUDALSQUAD) untuk berexperimen dalam dunia death metal di kota Batang. dan mereka juga merekrut Daniel (COLLATERAL BLEEDING) dan Agus (AGNOSTIC).Karena soul dan spirit merekalah maka pada pertengahan bulan September 2009 terbentuklah sekelompok 4 orang yang bersepakat menggunakan nama DISCONECTED sebagai tempat untuk menyalurkan ide – ide gilanya. Dilihat dari soul Sapto sendiri yang cenderung akan genre death metal dan juga Agus yang tidak mau kalah dalam genre death metalnya. Sedangkan Daniel sendiri yang lebih condong serta berbau technical serta Dhito yang lebih mengarah ke genre grind core, maka DISCONECTED sendiri terinspirasi oleh genre yang berbeda dari soul masing – masing personilnya, sehingga sepakat untuk menggabungkan dari ide masing-masing tiap personil menjadi Technical Symphony Death Metal. Dan formasi DISCONECTED saat ini untuk gitar dimainkan oleh Daniel, bass dibetot oleh Agus dan vocal diteriaki oleh Dhito serta untuk drum digebug oleh Sapto. Pertengahan Mei 2010, DISCONECTED mencoba untuk memuntahkan ide-ide gilanya di studio recording Strato Semarang. Hingga tercipta 5 materi lagu yang siap untuk memecahkan telinga. Seiring dengan ide dalam proses materi-matri selanjutnya, kelima materi tersebut dijadikan sebagai promo demo DISCONECTED yang berittle :
The Perfect Of Harmony :
01. bestending absurdity
02. destructive obsessions
03. no more god
04. fragmant of insanity
05. the object of ejaculated

kunjungi
http://www.myspace.com/disconectedmetal666

Kamis, 24 Maret 2011

Trauma

TRAUMA adalah salah satu band pengusung musik ‘death metal’ tertua di Indonesia yang terus eksis hingga saat ini. Terbentuk di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 1992 dan sudah tampil lebih dari 200 kali di berbagai event di banyak kota di seluruh Indonesia seperti di seputar Jabodetabek, Bandung, Denpasar-BALI, Medan, Bogor, Sukabumi, Rangkasbitung, Karawang, Cilacap, Wonosobo, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Solo, Cirebon, Kendal, Pekanbaru, Makassar, Palembang, dll…


Demo pertama TRAUMA “Incomplete damnation” dirilis di tahun 1997 dan di tahun 1998 TRAUMA akhirnya merilis full length album perdana yang berjudul “Extinction of Mankind” via label indie local ; MORBID NOISE RECORDS. Berisikan 10 buah lagu. Genap satu tahun setelah rilis, di tahun 1999 album ini kemudian dilisensi secara ekslusif oleh PSYCHIC SCREAM ENTERTAINMENT (Sebuah label asal Malaysia dengan dukungan distribusi yang kuat dari PONY CANYON) untuk market Malaysia,Singapore dan Thailand. Dan di tahun 2000, sebuah label anyar asal Chicago USA; OWL RECORDS akhirnya juga melisensi album “Extinction of Mankind” untuk pasaran yang lebih luas. Kali ini dalam format kaset dan juga CD. Label ini juga kemudian meriliskan Split album TRAUMA/CALLIGERY (Czech Republik) di tahun yang sama.

Selepas itu, TRAUMA juga kerap merilis split album dengan banyak band yang berasal dari berbagai Negara. Di tahun 2000 PSYCHIC SCREAM ENT (Malaysia) juga meriliskan split album TRAUMA dengan band UNVEILED yang berasal dari Malaysia untuk wilayah pemasaran worldwide. Label local EXTREME SOULS PRODUCTION (2002) juga meriliskan live TRAUMA dengan band ‘mince core’ legenda asal Belgia; AGATHOCLES. Album tsb diberi tiel “Death Metal vs. Mince Core”. Di tahun yang sama pula, respon yang sangat positif datang dari sebuah label asal Negeri Belanda; MANGLED MAGGOT STEW RECORDS. Label ini kemudian menggabungkan TRAUMA dan band asal Belanda; TUMOUR dalam sebuah split album yang diberi title “Death Metal vs. Gore Grind”. Sukses dengan ini, MANGLED MAGGOT STEW RECORDS yang bermarkas di Holland ini kemudian meriliskan 4 way Split album yang berisikan 4 band; TRAUMA (Indonesia)/PLANKTON (Belanda)/SANGUINARY (Belanda)/INTUMESCENCE (Belanda)

Sejauh ini TRAUMA juga sudah ambil bagian di sekitar 50 judul album kompilasi yang dirilis oleh label major maupun indie label, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia. Salah satu kompilasi yang paling sukses adalah “METALIK KLINIK” (Vol.1-1997 dan V-2003). Album Produksi ROTORCORP/MUSICA ini khabarnya terjual lebih dari 100.000 keping hingga saat ini. Selain itu TRAUMA juga ikut serta dalam kompilasi album bertitel “PANGGILAN PULAU PUAKA” (Vol.II dan III) yang dirilis oleh PSYCHIC SCREAM ENT dari Malaysia. Khabarnya album ini juga merupakan album kompilasi musik metal terlaris di Malaysia pada tahun 2000-2001. PONY CANYON-Malaysia juga sempat menyertakan TRAUMA dalam kompilasi CD nya yang ber-titel “METAL KLASIK Malaysia vs. Indonesia”. Lagu-lagu dari TRAUMA juga sempat ikut di berbagai album kompilasi yang diproduksi oleh label-label asal Prancis, Amerika, Australia, Russia, Jerman, Ukraina, Thailand, Mexico, dll…

Beberapa lagu milik TRAUMA juga sempat menjadi #1 di beberapa program musik rock di radio local termasuk I-Radio “I-ROCK” yang menempatkan lagu “Pelangi Hitam” dari TRAUMA (Juni 2002) di posisi teratas chart yang dibuatnya. Posisi ini bahkan sempat bertahan selama 5 minggu berturut-turut. TRAUMA juga sering menghiasi halaman-halaman interview dari berbagai media cetak di tanah air baik fanzine/magazine underground yang berasal dari berbagai kota di Indonesia maupun media-media yang lebih ‘mainstream’. TRAUMA juga kerap mendapatkan tempat di berbagai media cetak yang berasal dari luar Indonesia baik berupa Interview, profil band maupun ulasan (review) album. Album-album TRAUMA juga kerap mendapat respons positif dari banyak label/Magazine di luar negeri seperti: RELAPSE (Usa) atau juga BRUTALIZED Magazine (Usa), bahkan Max Cavalera (SEPULTURA/SOULFLY) sempat memberi komentar lagu-lagu TRAUMA via email.

TRAUMA juga sempat tampil secara live selama 30 menit dalam sebuah acara televisi yang bejudul “Go-Rock” yang diadakan oleh TVRI di tahun 2002. TRAUMA selalu berusaha tampil secara maksimal dan orisinil dalam penyuguhan musik death metal yang dimainkannya tanpa menjadi sebuah band ‘copy cat’ band-band manca negara yang sangat banyak memberi pengaruh terhadap keberadaan dan eksistensi TRAUMA hingga saat ini.

Pada tanggal 26 Maret 2003, TRAUMA merilis full length album ke-2 via KROSSOVER Records /MUSICA. Album ini diberi title “Paradigma; Demi Hidup Tak Perlu Harus Mati” dan berisikan 11 lagu. Album ini terjual lebih dari 10.000 keping dan Video clip dari album ini ; “Api dalam Otak” juga kerap ditayangkan di MTV Indonesia di tahun 2003.

Dan 4 bulan selepas album “Paradigma…” dirilis, sebuah label indie EDELWEISS Production akhirnya juga meriliskan sebuah buku autobiography TRAUMA yang berjudul “Dimensi paradigma”. Buku yang ditulis oleh Nino Aspiranta (Vocalis TRAUMA) ini berisikan lengkap tentang perjalanan karir band ini mulai tahun 1992-2003 dan telah terjual habis.

Atas banyaknya permintaan, di Bulan Desember 2004, genap 6 tahun semenjak debut album “Extinction of Mankind” dirilis di tahun 1998, akhirnya, VARIANT MUSIC INDONESIA (VMI) dengan dukungan distribusi dari ALFA RECORDS sepakat untuk merilis ulang debut album ini termasuk 1 buah lagu unreleased yang menjadi bonus di dalamnya. Album ini tampil dalam kemasan yang baru (termasuk cover kaset yang baru). Dan lagu andalan “Human Suffering” yang dianggap sebagai ‘lagu kebangsaan TRAUMA’ akhirnya juga dibuatkan video clip. Ini merupakan video clip ke-3 TRAUMA setelah “Penjara Dendam” yang urung dilanjutkan (METALIK KLINIK II – 2002) dan “Api Dalam Otak” (Album “Paradigma…”- 2003).

Dan dengan line-up terbarunya di tahun 2007: Nino (Vocal), Heila (Guitar), Cokie (Drums) dan Rusdi (Bass) TRAUMA kembali masuk studio rekaman dan merampungkan materi album ke-3 yang akhirnya dirilis secara nasional oleh label anyar ROXANA777 Records (Dengan dukungan distribusi major oleh distributor rekaman RNB) pada bulan Desember 2008 dengan title “DOMINASI KEMENANGAN”. Dan album ini juga dilisensi oleh DARK COLLESEUM Records (Malaysia) untuk pasaran Singapore & Malaysia di tahun 2009.

Di akhir tahun 2008 lalu, posisi Cokie (Drums) akhirnya digantikan oleh Dhani dan dengan formasi teranyar ini TRAUMA kembali menggebrak event-event musik, tour DOMINASI KEMENANGAN sekaligus merampungkan materi anyar untuk split album terbaru termasuk Full length album ke-4 TRAUMA yang akan dirilis di tahun 2010 ini.

Jumat, 11 Maret 2011

Demented Heart

Berawal dari Sebuah Band black metal dengan nama TRAGANG berdiri pada bulan juli tahun 2000 yang memainkan Lagu Lagu dari EMPEROR Dengan Formasi awal avaness - Guitar/vocals,Ary - Bass,ananta - Guitar 2, Dan Moizt – Drums.menghasilkan 1 album yang di Rilis Oleh SONNENGOT music Gresik Dan NO LABEL records Surabaya Jawa Timur.


pada awal Tahun 2006 moizt mengundurkan diri dari Band karena urusan keluarga,maka Posisi Drums Di gantikan oleh Fahmy (SYSTEM OF HATE and Now DETESTED Guitarist) yang kemudian Sepakat Untuk mengubah Konsep Baru Dengan Memainkan Musik Death Metal Ala KATAKLYSM. setelah berjalan cukup lama dengan menghasilkan beberapa lagu karya sendiri.
pada tahun 2007 Band ini Vacum Karena Fahmy dan avaness sedang sibuk meng eksiskan Band Lamanya Fahmy Yaitu SYSTEM OF HATE
setelah Vacum Beberapa BuLan akhirnya Avaness dan Ary Memutuskan untuk Membangkitkan kembali Band Lamanya Dengan Mengajak Billy (of KILLHARMONIC drumer)
dan berniat eksis kembali di dunia per METAL-an Indonesia Dengan Memainkan musik Technical Deathmetal Dengan Membawakan Lagu Lagu Dari Necrophagist.
karena Berubahnya Konsep Mereka Maka mereka Bersepakat Untuk Mengganti nama Menjadi DEMENTEDHEART Yang mereka Mengartikanya Tekanan Batin.
Dengan konsep Technical Death Metal ini DEMENTEDHEART Telah merekam Cover song Dari JUDAS PRIEST yang Berjudul Pain Killer.formasi mereka saat itu adalah 
avaness – Guitar s/Vocals,Ary – Bass,Billy (of KILLHARMONIC) Drums.
Dengan Hanya mempunyai 3 personil ini mereka sudah Cukup Membombardir Telinga Para Metal Heads Di  event-event Metal Di Jawa Timur.
pertengahan tahun 2009 pada Bulan Ramadhan mereka Telah berhasil merekam Demo Mereka Dengan 8 buah Lagu.
karena Billy Sibuk Di Band intinya akhirnya posisi Drums digantikan Oleh Zane. 
Formasi Saat ini adalah AVANESS – Guitar/Vocals,ARY – Bass,dan ZANE - Drums
Dan pada Bulan November mereka melakukan Rekaman Ulang Demo Mereka
yang Akan Di Rilis Oleh Label Deathmetal yaitu ROTTREVORE records Jakarta

kunjungi:
www.myspace.com/dementedheartdeath

Undergod

Undergod terbentuk pada tahun 2004 dengan line up awal; kinoy - vocals, said - lead guitar, abaz - bass, dan uti - sebagai drums.Namun setelah mengalami vakum kurang lebih 3 tahun kami mengalami pergantian formasi. Abas (Bass) kini diposisikan sebagai atraktif drummer. Dan pada bass sampai saat ini kami belum menemukam player yang solid. 
Single pertama kami berjudul “Cai Kawantun”. Berkat single cai kawantun ini sebuah perusahaan rekaman indie label yaitu PIECES RECORDS melirik dan me-review demo-demo lagu kami yang juga rencananya akan di release pada akhir tahun 2009. Sebuah studio musik & recording yang bernama EXTEND adalah partner kami dalam berbagai aktivitas band. Yang menjadi icon atau ciri khas kami adalah lirik lagu yang kontemporer. Semua lirik lagu ditulis dalam bahasa sunda yang nakal dan apa adanya. Selain itu saat perform di panggung kami juga selalu membudayakan kebudayakan luhur kami seperti; benjang, karinding, dll. Secara musikal Undergod adalah band teknikal death metal kontemporer dengan komposisi melodi lagu yang sederhana.
Single kedua kami yang berjudul “Kudak-kadek (feat. Aki Amenk Disinfected) cukup berhasil merebut perhatian publik. Lagu ini adalah salah satu lagu favorit kami yang juga dipilih untuk dijadikan track dalam kompilasi PADIGA (Panceg Dina Galur Compilation 2009). Selain lagu kudak-kadek, lagu hits kami yang berjudul ”Sa-guru, sa-elmu, tong ngaganggu” juga terpilih sebagai track dalam kompilasi BRUTALLY SICKNESS.
Pada bulan agustus 2008 Undergod sempat dikejutkan oleh pihak Bandung Death Metal Sindikat Management (BDM) yaitu diikutsertakannya Undergod ke dalam acara “Bandung Death Fest 3”. Acara yang dihadiri olek kurang lebih 3000 penonton ini adalah suatu kebanggaan bagi kami.
 
kunjungi:
www.myspace.com/666undergod

Dead Vertical

Dead Vertical, band yang didirikan pada 22 Nopember 2001 di sebuah kawasan pinggiran Jakarta Timur, dengan formasi awal Iwan-Vocals, Boy Guitars/Backing vocals, Bony-Bass dan Andriano-Drums. Seiring dengan berjalannya waktu maka seperti lazimnya band-band lainnya Dead Vertical telah mengalami beberapa kali pergantian personil, yakni pada pertengahan 2003 Andriano (Drums) mengundurkan diri karena kesibukan kerjanya, kemudian posisinya digantikan oleh Bimo yang bertahan hingga Maret 2004 (setelah rilis album pertama “Fenomena Akhir Zaman”) kemudian ia mengundurkan diri. Selanjutnya posisi Drummer digantikan oleh Arya dari (Formyblood) hingga sekarang. Pada akhir 2005 Iwan (Vocals) mengundurkan diri karena kesibukan kerja dan posisi Vocals digantikan oleh Boy sekaligus tetap memegang posisi Guitars.


Dead Vertical mempunyai arti “MATINYA HUBUNGAN VERTIKAL ANTARA TUHAN DENGAN MANUSIA”. Nama ini terinspirasi oleh fenomena kehidupan di era sekarang dimana dunia telah dipenuhi oleh kebencian, kekacauan, pembantaian, dan penyesatan secara global karena banyak manusia yang telah melupakan Tuhannya.

Dead Vertical terinfluence oleh band-band seperti Napalm Death, Terrorizer, Slayer, Sepultura, Brutal Truth, Righteous Pigs, Massacre, Nasum, Lock Up, Rotten Sound dan lain-lain. Lirik-lirik yang diteriakkan bertema sosial dan seputar kehidupan sehari-hari yang dikemas dalam bentuk genre Grindcore. Hingga saat ini Dead Vertical telah menghasilkan beberapa karya musik antara lain Split tape dengan band Hardcore Philipina-Human Error (No Label rec 2003), Album Pertama “Fenomena Akhir Zaman” (The Eye Music 2004), Mini Album “Global Madness” (Dead Vertical 2006) dan beberapa kompilasi Death Metal-Hardcore.
kunjungi :
www.myspace.com/verticaldead

Rabu, 09 Maret 2011

Killharmonic

Killharmonic didirikan dan dibentuk di Kediri Indonesia pada awal tahun 1997 oleh Innu sebagai vokalis / konseptor. Pada saat pertama kali mereka bermain mati / grind, tetapi sekarang musik mereka lebih brutal, teknis dan lebih berat. Mereka bermain lebih progresif dan kompleks, dan mereka menyebutnya sebagai 'symphonichaos gorechestra death metal progresif teknis'. Pada bulan Juli 2000 mereka memasuki Studio Alam [Surabaya] untuk merekam demo tape pertama mereka dengan sistem perekaman hidup. Mereka masuk ke Die Produksi dan judul demo adalah "Hilangnya Kebencian Dalam dipotong-potong Kepala" yang berisi 8 lagu menekankan dan trendcrushing jalan symphonichaos brutal gila teknis gorechestral kematian. Sekarang demo itu kembali ditekan pada format CD dan dirilis oleh Rottrevore Records untuk 500 eksemplar. Pada bulan September 2002 band mengadakan Biru Studio [Solo] untuk merekam album ke-2 mereka yang berjudul "Benci Itu Set Jangan" yang berisi 9 lagu dari Metal symphonichaos gorechestra kematian. Enam lagu baru yang diatur ulang, dua lagu yang diambil dari "Hilangnya Kebencian Dalam dipotong-potong Kepala" demo, dan satu kerak / lagu menggiling dikhususkan untuk para maniak menggiling. Mereka harus menandatangani kontrak dengan Metal Ground Records untuk album ini. Musik, Killharmonic dipengaruhi oleh Mortal Decay, Suffocation, keburukan, Vile, Sinis, Cryptopsy, Martyr, Pantera, Nil, Hate Eternal, Sepultura, Gorgasm, Symphony X, Asal, Dream Theater, Cacophony, Aghora, Tony Macalpine, Yngwie Malmsteen, Marty Friedman, Planet X, Teori Dalam Praktik, Megadeth, Muse, dan juga berbaur dengan banyak jazz klasik,, atau menyentuhnya progresif.

Sorot;
Mereka punya dua belas kali untuk perubahan line-up sejak tahun 1997. Bermain musik terstruktur dan membunuh pengaturan. Pementasan dan tur sekitar java, dari gigs kecil sampai arena festival. Banyak single, kolaborasi, dan proyek. Aktif seperti sampah dan babi seperti produktif. Ini adalah tindakan yang paling dikenal di Kediri itu METAL! ...
 
kunjungi:

Kamis, 03 Maret 2011

Death Vomit

Death Vomit, penyusunan Sofyan Hadi (vokal / gitar), Roy Agus (drum), dan Oki Haribowo (bass) sudah ada sebagai kekuatan yang berlaku dalam adegan Metal Indonesia untuk beberapa waktu, dan karena formasi mereka pada tahun 1995 mereka telah baik dan benar-benar membuat tanda besar dan kuat pada adegan death metal Indonesia. Sejak awal, Death Vomit telah terbukti moguls dari semua yang mengerikan dan telah mengabdikan diri mereka untuk banyak mengerikan sebuah, memusnahkan secara live di seluruh Indonesia. Dengan brutal serangan mereka, pantang menyerah di sirkuit tur, Death Vomit meninggalkan apa-apa untuk imajinasi. Selain pendekatan ganas mereka untuk hidup kinerja, Death Vomit juga berhasil merilis dua album diabolically tulang-dingin. Album pertama mereka, 'Eternally Usang', dirilis pada bulan November 1999 di bawah label independen mereka sendiri Demented Mind Records, menjual lebih dari 1000 eksemplar dari album - prestasi yang cukup untuk setiap label musik underground metal kecil Indonesia saat ini. 'Eternal Usang' kemudian kembali dirilis di bawah label rekaman yang lebih besar Extreme Souls Production, yang melihat ledakan penjualan album dan disegel nasib Death Vomit sebagai band death metal paling brutal yang pernah mendominasi rahmat pulau-pulau Indonesia.

Pada 15 April 2000, band ini mengalami kembali menetapkan besar dan waktu yang sangat berdukacita ketika vokalis Agung meninggal dunia. Mengingat kekacauan dan kesengsaraan yang sekarang terbentang di depan, Death Vomit tetap setia pada diri mereka sendiri, dan gitaris Sofyan Hadi melangkah ke piring, mengambil peran gitaris dan vokalis. Untuk Death Vomit, kematian, tragis terlalu dini Agung adalah titik yang tidak kembali, dan band kembali berkelahi dengan tinju kemarahan, melahap semua benih dari keraguan dengan merilis album kedua mereka 'The Prophecy' (2006). Meskipun selang waktu yang cukup lama antara album dan waktu turbulen bertahan, Death Vomit dipegang teguh dan tetap setia pada gaya mereka, menampilkan apa-apa selain (un) saleh, death metal keterlaluan. Kedua 'Eternally Usang' dan 'The Prophecy' adalah demonstratif dari keganasan belaka musik Death Vomit dan kebiadaban kejam, serta komitmen mereka unfaulting dengan intensitas, grinding tangguh yaitu death metal.

Di bagian atas prestasi mereka, dan menyembah sangat jahat dan penghancuran cahaya di panggung mereka, Death Vomit dapat mengklaim sebagai band metal pertama di Indonesia untuk merilis DVD live. Pada bulan Juni 2008 Death Vomit melaksanakan pemotongan, pekerjaan kapak dari kinerja yang ditangkap pada film dan rilis sebagai DVD berjudul 'Flames of Hate', dan telah diberi label sebagai salah satu pertunjukan live terbaik di Indonesia yang akan diambil pada DVD. Pembunuhan kejam yang ditangkap pada 'Flames of Hate' adalah refleksi dari dendam sama yang konsisten disampaikan oleh Death Vomit baik di panggung dan di studio.

Ketika merenungkan logam adegan tewas di Indonesia, Death Vomit, sebagai band yang telah pasti menempa diri sebagai salah satu band death metal paling kuat di negara mereka, tidak dapat dilewati. Death Vomit adalah penggemar sempurna kepada kebiadaban tanpa ampun dan durhaka yang death metal. Dan hanya ketika Anda berpikir otak Anda telah dihancurkan di luar fungsi, kemudian seiring datang serangan dari banyak diantisipasi album Death Vomit's up-datang, menjanjikan akan sama, jika tidak lebih, buas dan kejam seperti biasa. Album ini akan dirilis di seluruh dunia pada bulan Agustus / September 2010 bertepatan dengan tur mereka Australia dan nasional di bawah xenophobia Records. dan silahkan kunjungi kami di

Selasa, 22 Februari 2011

Turbidity Slamming Guttural


Nah, ini dia salah satu band brutal death metal yang sekarang ini saya sukai! Memang sih belum rilis apa-apa. Hanya sebuah single promo yang diberi judul Path of Mutilated. Tapi untuk ke depannya, saya berani bertaruh kalo band ini bakal berbicara banyak di dunia underground Indonesia.
Akar musik yang dimainkan oleh TURBIDITY ini adalah death metal. Dipecah lagi menjadi brutal death metal. Dan dilihat lebih spesifik lagi ketemu slamming brutal death metal. Hampir sama seperti brutal death metal hanya sesekali pada bagian lagunya terdapat alunan-alunan down tempo yang bisa bikin badan kita nge-slam alias membantingkan diri kesana kemari! Saya memang suka dengan yang tipikal slam gitu deh. Asyik untuk diajak berheadbang-ria!
TURBIDITY sendiri di dalamnya terdiri atas empat orang personil. Yaitu Dada pada posisi vocal, Daniel memainkan alat gitar, Tangkil memegang alat bass dan terakhir Iko, yang tentunya menggawangi posisi drum. Khusus untuk Dada, nih orang sinting habis! Tarikan "suara  babi"-nya total cadas! Sadis!!!
Singkat kata, bagi teman-teman pecinta musik metal, TURBIDITY sudah wajib masuk list. Kita doakan saja dalam waktu yang tidak terlalu lama mereka sudah bisa merilis sebuah album. Oh iya, silakan tonton aksi live mereka pada event BANDUNG DEATHFEST yang diadakan tahun 2009 (correct me if I'm wrong) lalu. Video saya ambil dari situs Youtube. Di video tersebut, ada dua orang yang pegang mic. Dada yang sebelah kanan. Sedangkan yang sebelah kiri itu si Bobby, vokalis band brutal death metal asal kota Bandung juga, BLEEDING CORPSE.

Minggu, 13 Februari 2011

Siksa Kubur

SIKSAKUBUR pertama kali di bentuk pada july 1996. Nama ini diambil dari band yang menjadi tolak ukur mereka dalam bermusik yaitu SEPULTURA yang berarti kuburan band memulai debut nya dari event-event UNDERGROUND mulai menarik perhatian para pecinta musik DEATH METAL.
Dibulan july hingga september tahun 1996 SIKSAKUBUR mulai masuk studio rekaman yang bernama K-studio yang mengemas 9 lagu yang dituangkan dalam sebuah album THE CARNAGE yang dirilis dan didistribusikan oleh EXTREME SOUL PRODUCTION dalam sebuah kaset & CD. Album ini mendapat tanggapan yang positif dari kalangan pemerhati musik UNDERGROUND khususnya album ini terjual 1000 keping CD & 500 copy kaset, walaupun kwalitas dari album ini sangat kurang dikarenakan minimnya perlengkapan studio rekaman.
Sukses dengan album pertamanya bulan November 2001 SIKSAKUBUR merekam 9 lagu dan dibubuhi 1 (intro) yang dituangkan kedalam album kedua BACK TO VENGEANCE yang didistribusikan oleh ROTTREVORE records dalam sebuah format kaset, penjualan album ini termasuk fantastis dalam kurun waktu 1 bulan telah terjual 750 copy kaset walaupun hasil rekaman inipun masih kurang sempurna tapi lebih baik dari album pertama. SIKSAKUBUR mulai merambah event- event di Indonesia khususnya dipulau jawa hingga bali.
Formasi album THE CARNAGE and BACK TO VENGEANCE adalah Japra (vocal), Andyan gorust (Drum), Ade godel (gitar), Burgenk (Bass) tapi setelah album kedua dirilis ADE GODEL mengundurkan diri dari SIKSAKUBUR karena tidak bisa membagi waktunya dengan band, disusul dengan BURGENK yang mengundurkan diri dari band karena harus melanjutkan study keluar negeri. Posisi ini di gantikan oleh Andre yang juga gitaris REVITOL dan Yudhi bebek ex- AUTHORITY, dengan formasi ini SIKSAKUBUR mengeluarkan album ke tiga yang bertitel EYE CRY album ini dirilis dan didistribusikan oleh ROTTREVORE records dalam format CD dan KASET album inilah yang membuat SIKSAKUBUR mendapat perhatian lebih dari media massa dan elektronik.
SIKSAKUBUR merambah event-event bukan hanya event UNDERGROUND saja tapi event yang bukan UNDERGROUND sampai pentas seni sekolah SIKSAKUBUR menjadi headliner dalam acara tersebut ini sebagai bukti bahwa musik DEATH METAL yang dimainkan oleh SIKSAKUBUR mulai mendapat perhatian lebih, bukan hanya di Indonesia tapi hingga mancanegara khususnya SINGAPURA dan MALAYSIA. Karena july tahun 2005 lalu SIKSAKUBUR menjadi headline pada sebuah event metal di singapura. Album THE CARNAGE dan BACK TO VENGEANCE akhirnya dirilis oleh FROM BEYOND record (belanda) ini adalah sub label dari DISPLASEDrec yang merupakan salah satu label METAL besar di amerika album ini dikemas kedalam bentuk CD yang didistribusikan Bukan hanya di ASIA tapi benua EROPA dan AMERIKA.

Minggu, 30 Januari 2011

Burgerkill

Ini merupakan sebuah cerita pendek dari 12 tahun perjalanan karir bermusik dari sebuah band super keras yang telah menjadi fenomena di populasi musik keras khususnya di Indonesia. Sebuah band yang namanya diambil dari selewengan sebuah nama restaurant fast food asal Amerika, ya mereka adalah Burgerkill band asal origin Ujungberung, tempat orisinil tumbuh dan berkembangnya komunitas Death Metal / Grindcore di daerah timur kota Bandung. Band lulusan scene Uber ( nama keren Ujungberung ) selalu dilengkapi gaya Stenografi Tribal dan musik agresif yang super cepat, Jasad, Forgotten, Disinfected, dan Infamy to name a few.

Burgerkill berdiri pada bulan Mei 1995 berawal dari Eben, scenester dari Jakarta yang pindah ke Bandung untuk melanjutkan sekolahnya. Dari sekolah itulah Eben bertemu dengan Ivan, Kimung, dan Dadan sebagai line-up pertamanya. Band ini memulai karirnya sebagai sebuah side project yang ga punya juntrungan, just a bunch of metal kids jamming their axe-hard sambil menunggu band orisinilnya dapat panggilan manggung. Tapi tidak buat Eben, dia merasa bahwa band ini adalah hidupnya dan berusaha berfikir keras agar Burgerkill dapat diakui di komunitasnya. Ketika itu mereka lebih banyak mendapat job manggung di Jakarta melalui koneksi Hardcore friends Eben, dari situlah antusiasme masyarakat underground terhadap Burgerkill dimulai dan fenomena musik keras tanpa sadar telah lahir di Indonesia.

Walhasil line-up awal band ini pun tidak berjalan mulus, sederet nama musisi underground pernah masuk jajaran member Burgerkill sampai akhirnya tiba di line-up solid saat ini. Ketika dimulai tahun 1995 mereka hanya berpikir untuk manggung, pulang, latihan, manggung lagi dst. Tidak ada yang lain di benak mereka, tapi semuanya berubah ketika mereka berhasil merilis single pertamanya lewat underground phenomenon Richard Mutter yang merilis kompilasi cd band-band Bandung pada awal 1997. Nama lain seperti Full Of Hate, Puppen, dan Cherry Bombshell juga bercokol di kompilasi yang berjudul "Masaindahbangetsekalipisan" tersebut. Memang masa itu masa indah musik underground. Everything is new and new things stoked people! Tidak tanggung lagu Revolt! dari Burgerkill menjadi nomor pembuka di album yang terjual 1000 keping dalam waktu singkat ini.

Setelah mengenal nikmatnya menggarap rekaman, anak anak ini tidak pernah merasa ingin berhenti, dan pada akhir tahun 1997 mereka kembali ikut serta dalam kompilasi "Breathless" dengan menyertakan lagu "Offered Sucks" didalamnya. Awal tahun 1998 perjalanan mereka berlanjut dengan rilisan single Blank Proudness, pada kompilasi band-band Grindcore Ujungberung berjudul "Independent Rebel". Yang ketika itu dirilis oleh semua major label dengan distribusi luas di Indonesia dan juga di Malaysia. Setelah itu nama Burgerkill semakin banyak menghias concert flyers di seputar komunitas musik underground. The Antics went higher, semakin banyak fans berat menunggu kehadiran mereka diatas panggung. Burgerkill sang Hardcore Begundal!

Disekitar awal tahun 1999, mereka mendapat tawaran dari perusahaan rekaman independent Malaysia, Anak Liar Records yang berakhir dengan deal merilis album Three Ways Split bersama dengan band Infireal (Malaysia) dan Watch It Fall (Perancis). Hubungan dengan network underground di Malaysia dan Singapura berlanjut terus hingga sekarang. Burgerkill menjadi langganan cover zine independent di negara-negara tersebut dan berimbas dengan terus bertambahnya fans mereka dari negeri Jiran. Di tahun 2000, akhirnya Burgerkill berhasil merilis album perdana mereka dengan title "Dua Sisi" dan 5000 kaset yang di cetak oleh label indie asal Bandung, Riotic Records ludes habis dilahap penggemar fanatik yang sudah tidak sabar menunggu sejak lama. Di tahun yang sama, band ini juga merilis single "Everlasting Hope Never Ending Pain" lewat kompilasi "Ticket To Ride", sebuah album yang benefitnya disumbangkan untuk pembangunan sebuah skatepark di kota Bandung.

Single terakhir menjadi sebuah jembatan ke era baru Burgerkill, dimana masa awal mereka lagu-lagu tercipta hasil dari pengaruh band-band Oldschool Hardcore, Name it: Minor Threat, 7 Seconds, Gorilla Biscuits, Youth of Today, Sick of it All, Insted, Etc. Seiring dengan waktu, mereka mulai untuk membuka pengaruh lain. Masuklah pengaruh dari band band Modern Metal dan Newschool Hardcore dengan beat yang lebih cepat dan lebih agresif, selain itu juga riff-riff powerchord yang enerjik menjadi bagian kental pada lagu-lagu Burgerkill serta dilengkapi oleh fill-in gitar yang lebih menarik. Anak-anak ini memang tidak pernah puas dengan apa yang mereka hasilkan, mereka selalu ingin berbuat lebih dengan terus membuka diri pada pengaruh baru. Hampir semua format musik keras dilahap dan di interprestasikan kedalam lagu, demikianlah Burgerkill berkembang menjadi semakin terasah dan dewasa. Lagu demi lagu mereka kumpulkan untuk menjadi sebuah materi lengkap rilisan album kedua.

Beberapa Mainstream Achievement pun sempat mereka rasakan, salah satunya menjadi nominator Band Independent Terbaik ala majalah NewsMusik di tahun 2000. Awal tahun 2001 pun mereka berhasil melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan produk sport apparel asal Amerika: PUMA yang selama 1 tahun mensupport setiap kali Burgerkill melakukan pementasan. Dan sejak Oktober 2002 sebuah produk clothing asal Australia: INSIGHT juga mensupport dalam setiap penampilan mereka.

Pertengahan Juni 2003, Burgerkill menjadi band Hardcore pertama di Indonesia yang menandatangani kontrak sebanyak 6 album dengan salah satu major label terbesar di negeri ini, Sony Music Entertainment Indonesia. Dan setelah itu akhir tahun 2003, Burgerkill berhasil merilis album kedua mereka dengan title "Berkarat". Lagu-lagu pada album ini jauh lebih progressif dan penuh dengan teknik yang lebih terasah dibandingkan album sebelumnya. Hampir tidak ada lagi nuansa straight forward dan moshpart sederhana ala band standard Hardcore yang tercermin dari single-single awal mereka. Pada sector vocal dengan tetap mengedepankan nuansa depresif dan kelam, karakter vocal Ivan sang vokalis Bengal lebih berani dimunculkan dengan penulisan bahasa pertiwi dan artikulasi kata yang lebih jelas. Dan di sector musik pun, Toto, Eben, Andris dan gitaris baru mereka Agung semakin berani menjelajahi daerah-daerah baru yang sebelumnya tidak pernah dijajaki kelompok musik keras manapun di Indonesia.

Sebuah kejutan hadir pada pertengahan tahun 2004, lewat album "Berkarat" Burgerkill masuk kedalam salahsatu nominasi dalam salah satu event Achievement musik terbesar di Indonesia "Ami Awards". Dan secara mengejutkan mereka berhasil menyabet award tahunan tersebut untuk kategori "Best Metal Production". Sebuah prestasi yang mungkin tidak pernah terlintas di benak mereka, dan bagi mereka hal tersebut merupakan sebuah tanggung jawab besar yang harus mereka buktikan melalui karya-karya mereka selanjutnya.

Di awal tahun 2005 di tengah kesibukan mereka mempersiapkan materi untuk album ketiga, Toto memutuskan untuk meninggalkan band yang telah selama 9 tahun dia bangun bersama. Namun kejadian ini tidak membuat anak-anak Burgerkill putus semangat, mereka kembali merombak formasinya dengan memindahkan Andris dari posisi Bass ke posisi Drums dan terus melanjutkan proses penulisan lagu dengan menggunakan additional bass player. Sejalan dengan selesainya penggarapan materi album ketiga, tepatnya November 2005, Burgerkill memutuskan kontrak kerjasama dengan Sony Music Entertainment Indonesia dikarenakan tidak adanya kesepakatan dalam pengerjaan proyek album ketiga. So guys...these kids always have a great spirit to keep blowing their power, dan akhirnya mereka sepakat untuk tetap merilis album ke-3 "Beyond Coma And Despair" di bawah label mereka sendiri Revolt! Records di pertengahan Agustus 2006. Album ketiga yang memiliki arti sangat dalam bagi semua personil Burgerkill baik secara sound, struktur, dan format musik yang mereka suguhkan sangat berbeda dengan dua album sebelumnya. Materi yang lebih berat, tegas, teknikal, dan berani mereka suguhkan dengan maksimal disetiap track-nya.

Namun tak ada gading yang tak patah, sebuah musibah terbesar dalam perjalanan karir mereka pun tak terelakan, Ivan sang vokalis akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya ditengah-tengah proses peluncuran album baru mereka di akhir Juli 2006. Peradangan pada otaknya telah merenggut nyawa seorang ikon komunitas musik keras di Indonesia. Tanpa disadari semua penulisan lirik Ivan pada album ini seolah-olah mengindikasikan kondisi Ivan saat itu, dilengkapi alur cerita personal dan depresif yang terselubung sebagai tanda perjalanan akhir dari kehidupannya. "Beyond Coma And Despair" sebuah album persembahan terakhir bagi Ivan Scumbag yang selama ini telah menjadi seorang teman, sahabat, saudara yang penuh talenta dan dedikasi dengan disertai karakter karya yang mengagumkan. Burgerkill pun berduka, namun mereka tetap yakin untuk terus melanjutkan perjalanan karir bermusik yang sudah lebih dari 1 dekade mereka jalani, dan sudah tentu dengan menghadirkan seorang vokalis baru dalam tubuh mereka saat ini. Akhirnya setelah melewati proses Audisi Vokal, mereka menemukan Vicki sebagai Frontman baru untuk tahap berikutnya dalam perjalanan karir mereka.

Dan pada awal Januari 2007 mereka telah sukses menggelar serangkaian tour di kota-kota besar di Pulau Jawa dan Bali dalam rangka mempromosikan album baru mereka. Target penjualan tiket di setiap kota yang didatangi selalu mampu mereka tembus, dan juga ludesnya penjualan tiket di beberapa kota menandakan besarnya antusiasme masyarakat musik cadas di Indonesia terhadap penampilan Burgerkill. A written story just wouldn't enough, tunggu kejutan dan dengarkan album baru mereka, tonton konsernya dan rasakan sensai musik keras yang tak akan kamu lupakan...BURGERKILL HARDCORE BEGUNDAL IN YOUR FACE, WHATEVER!!!

Rabu, 26 Januari 2011

Konser Metal Terbesar di Indonesia

Konser Musik Metal Terbesar di Indonesia
Tanggal; 28 Maret 2010
Pukul; 09.00 wib – 15.00 wib
Tempat; Lapangan Saparua, Bandung
Band; Burgerkill, Jasad, Forgotten, Koil, Demons Damn, Savor of Filth, Tcukimay, Godless Symptoms




Hampir dua tahun publik metal kota Bandung tidak dimanjakan dengan pagelaran konser metal berkualitas. Tercatat konser metal terakhir digelar adalah ketika Bandung Youth Park Fest di tahun 2008 lalu yang menampilkan Beside, Forgotten ,Tjukimay dan lain lain. Dua diantara band itu akhirnya kembali meramaikan konser yang bertajuk Konser Metal terbesar se-Indonesia, yang digelar di lapangan Saparua, 28 Maret 2010 lalu.


Back to Saparua


Sejak awal bulan Maret 2010, Bandung diramaikan dengan kehadiran poster-poster konser ini di berbagai titik keramaian. Seakan setengah tidak percaya bahwa Burgerkill, Jasad, Forgotten, dan Koil akan tampil di stadion termegah di kota bandung, stadion Siliwangi. Namun beberapa hari sebelum digelarnya acara ini, penulis sempat diberi kabar lewat jejaring dunia maya bahwa venue dipindah ke Saparua karena alasan internal dari pengelola stadion Siliwangi dan durasi pertunjukan juga juga bergeser lebih cepat ke pukul 15.00 WIB, yang tadinya sekitar pukul 17.00 WIB. Itu semua dengan alasan ijin keamanan.


Penulis datang ke area konser sekitar jam sebelas siang, saat di panggung sedang tampil Savor of Filth, dan terlewatkan 2 band , Demons Damn dan Forgotten. Savor of Filth tampil cukup menggila dengan formasi barunya ini. Irama hardcore yang cukup menghentak membuat panas suasana dan penonton yang “baru” sekitar 1000-an orang larut dalam kegilaan. Koil tampil dengan sangat baik dengan sound yang tertata rapi. Walaupun bernuansa rock n’ roll tapi Otong as the vocalist mengaku berusaha “tampil metal” di acara ini dengan lagu lagu yang cukup familiar di kuping para penonton seperti lagu Kenyataan dalam Dunia Fantasi, Aku Lupa Aku Luka dan Nyanyikan Lagu Perang. Otong pun kembali melakukan atraksi menghancurkan gitar yang dia pakai di sela-sela pertunjukan dan berusaha untuk memainkannya kembali walaupun gitar tersebut telah hancur. Hmm.. OK then…


Break sholat Zuhur di pertengahan lagu Koil diumumkan oleh Mbak Arin GMR, MC pertunjukan rock – metal di kota Bandung yang sarat pengalaman. Beliau nih mantan penyiar GMR, radio rock yang melegenda di kota Bandung di tahun 90-an dan sempat hijrah ke Jakarta di radio M97. Kelar break, giliran Tjukimay menggebrak dengan dandanan punk rock yang kental, dengan aksesories spike dan rambut ditata dengan gaya mohawk serta dicat warna-warni.. Penampilan musik Tjukimay dengan riff gitar yang mengingatkan kita pada band seperti Testament atau Slayer ini membuat ribuan orang yang mulai memadati arena lapangan Saparua ini berpogo terus, apalagi ketika Buchex ‘The Cruel’ didaulat Lukas untuk berduet dalam lagu Anjing Tirani, membuat massa makin larut dalam atmosphere musik keras ini.


Batik, alat musik Sunda, dan Metal


Langit mendung ketika Tjukimay turun panggung, dan terlihat kru Jasad mulai membereskan panggung. Mereka memasang sepasang “Kujang” peninggalan kerajaan Padjadjaran di depan Panggung. Man ‘Jasad’ serta Mbak Arin tak henti hentinya memberikan informasi dan saran agar suasana tetap aman dan kondusif, walaupun penonton berpogo, nge-slamdance dan lain-lain agar tidak sampai rusuh.


Man ‘Jasad’ sempat memberikan jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan oleh beberapa rekan di belakang panggung, “Kunaon make batik?” atau “kenapa memakai batik?”. Kata Man, kostum metal nggak selalu hitam-hitam. “Bahkan batik pun bisa menjadi baju anak metal!” serunya. Kemudian bersama Jasad, ia membuka penampilannya dengan memainkan intro menggunakan alat musik tradisional Sunda, bernama Tarawangsa dan dibantu Yully memainkan nada dasar dengan bass-ya. Jasad memainkan lagu-lagu tanpa kompromi, dibuka dengan lagu Getih Jeung Getih dan ditutup dengan lagu Kujang Rompang dengan Man mengacung-acungkan Kujang sambil memuntahkan deep growl yang dahsyat.


Godless Symptoms yang didaulat menjadi penampil berikutnya tetap semangat menghibur penonton, dan hujan semakin deras ketika Barus dan Tommu memuntahkan lagu Kerajaan Ilusi dan Anjing Iblis. Penonton telah basah kuyup diguyur hujan bercampur lumpur lapangan.


Hail Burgerkill!


Sebagai penutup acara dan sekaligus aksi pamungkas dalam konser ini, band yang sangat dinanti oleh ribuan penonton di Saparua, dan juga semua fans setianya di seluruh dunia: Burgerkill! Band yang terhitung justru jarang tampil di Bandung, kota asalnya, ini merupakan magnet tersendiri. Burgerkill, salah satu band metal terbaik di Tanah Air, memang rajin diundang untuk tampil di Australia, Malaysia dan Singapura.


Para Begundal, fans berat Burgerkill, mulai merengsek ke depan arena ketika intro Unblessing Life dari album tergres Burgerkill, Beyond Coma and Despair mulai membahana. Jeda satu lagu, MC mengumumkan bahwa pintu masuk dibuka untuk umum. Ini karena saking banyaknya penonton di luar arena pertunjukan. Maka tampaklah lautan penonton di tengah derasnya hujan, dan di panggung ada Burgerkill! Merinding! It’s really crazy!


Lapangan Saparua yang berlumpur dan menjadi arena moshpit yang sangat disukai para Begundal. Sekitar 7500an penonton yang bergoyang, berpogo di circle pit raksasa di tengah alunan lagu Anjing Tanah, dan Darah Hitam Kebencian. Penampilan Eben – guitar, Agung – guitar, Ramdan – bass, Vicky – vocal, dan Andris – drum ini ditutup dengan lagu milik Puppen, Atur Aku. Penampilan yang berbahaya! Btw, beberapa hari sebelumnya Eben berulang tahun dan sempat mengumumkan bahwa awal April 2010 ini Burgerkill masuk dapur rekaman untuk album berikutnya. Selamat ulang tahun, Eben. Like you always say: Keep smokin’ metal engine!


Kurang lebih jam 3 sore acara usai. Tak ada kekisruhan, kerusuhan, atau perkelahian di antara penonton. Keadaan aman dan kondusif. Senyum tampak di wajah para penonton, keakraban terlihat, dan event gede ini seakan akan menjadi ajang reuni bagi beberapa Metalhead sambil menunggu hujan reda. Terlihat antrian mobil dan motor yang menyemut, berusaha keluar dari Saparua. Sekali lagi, Saparua menjadi saksi sejarah konser metal (ter)besar di Tanah Air.

Jumat, 21 Januari 2011

Dead Squad

Apa yang membuat band ini menarik dan menjadi daya tarik terkuat sebenarnya terletak pada keberadaan para pengusung di dalamnya. DeadSquad adalah sebuah technical death metal band yang berisikan sekumpulan nama-nama yang sudah mendapat tempat di perhelatan musik tanah air. Baik di ranah musik mainstream maupun di zona musik bawah tanah. Adalah Stevie Item yang juga masih tercatat sebagai anggota Andra & The Backbone dan Christopher Bolemeyer yang dikenal sebagai Coki Netral, keduanya menempati jabatan sebagai gitaris. Lalu ada Bonsquad ex-Tengkorak pada bass. Adrian Gorust ex-Siksa Kubur pada drum dan Daniel ex-Abolish Conception pada vokal.

Sebelumnya sederet nama juga pernah memperkuat formasi DeadSquad. Seperti Ricky Siahaan yang kini tercatat masih sebagai personil Step Forward dan Seringai. Lalu Prisa, ex-Zala yang kini juga membentuk band barunya yang bernama Vendetta. Juga Babal ex-Alexander yang kini jabatannya ditempati oleh Daniel.

Kekuatan sensasi dari sederet nama-nama inilah yang pada akhirnya menjadikan DeadSquad sebagai supergrup yang ramai diperbincangkan. Karena diharapkan akan memberi sesuatu yang cukup menampar dengan telak khususnya di scene musik-musik metal ekstrim.

Horror Vision adalah ejawantah pertama yang sukses diluncurkan DeadSquad. Dirilis oleh Rottrevore Records Indonesia. Launching-nya sendiri telah dilakukan di saat konser “Lamb of God: Wrath Tour 2009” pada tanggal 9 Maret kemarin, dimana DeadSquad menjadi satu-satunya band pembuka. Berisikan delapan buah materi teknikal yang cukup masif. Salah satu track-nya adalah sebuah cover version dari materi band death metal legendaris Sepultura, Arise.

Ekspektasi saya mungkin sedikit terlalu tinggi. Karena ketika setelah menyimak keseluruhan materi tidak ditemukan sesuatu yang benar-benar baru. Semuanya masih dalam koridor technical death metal standar yang sudah kerap dilakukan oleh band-band sejenis terdahulu. Mungkin pendekatan gaya old-school metal coba dilakukan oleh mereka. Tapi jika saja eksplorasi dari segi karakter bisa dipertajam, tanpa harus meninggalkan gaya old-school yang mereka anut mungkin akan bisa terdengar lebih segar.

Namun jika yang dicari adalah dari sisi yang lebih teknis, seperti komposisi yang rapi dan elemen khas musik-musik metal teknikal ekstrim, hal tersebut dapat terpuaskan dalam album ini. Cukup menghancurkan kepala jika ingin merasakan sensasi brutalistik dari perpaduan keindahan harmoni dan keagresifan ritme-ritme blasting terstruktur dari keseluruhan materi.

Materi pertama, “Pasukan Mati” dibuka oleh sebuah intro orkestrasi megah. Mengingatkan saya pada gaya atmosferis yang kerap dilakukan oleh band orchestral melodic black metal, Dimmu Borgir. Lalu disusul oleh materi-materi lainnya yang membuat telinga cukup terseret kedalam struktur yang sophisticated. Ditutup oleh outro bernuansa mencekam yang menjadi sebuah penyelesai yang manis di akhir materi.

Penulisan liriknya cukup bagus. Terutama yang dikemas dalam format bahasa Indonesia. Permainan metafor yang cukup catchy dipadukan dengan komposisi diksi-diksi yang memancing untuk berpikir. Tema-tema tipikal kesuraman hidup dan kritik sosial dapat dirangkai dengan indah dalam sebuah materi lagu yang cukup solid. Dari segi teknis, mungkin jika vokal sedikit bisa lebih ditaruh di layer depan keindahan perpaduan kata-kata ini akan bisa lebih ternikmati dan tersampaikan.

Cukup telak sebagai gempuran awal. Semoga eksplorasi-eksplorasi yang menghajar di materi setelahnya akan menambah kekuatan karakter dari DeadSquad.

DeadSquad adalah:

Stevie Morley Item – Guitars

Bonny Sidharta – Bass

Daniel Mardhani – Vocals

Andyan Gorust – Drums

Coki Bollemeyer – Guitars

Daftar Trek:

1. Pasukan Mati

2. Dimensi Keterasingan

3. Dominasi Belati

4. Hiperbola Dogma Monotheis

5. Sermon Of Deception

6. Manufaktur Replika Baptis

7. Arise (Sepultura Cover Song)

8. Horror Vision

Minggu, 16 Januari 2011

Rotten Corpse

Ini epos tentang Rotten Corpse, sebuah legenda brutal death asal Malang yang pertama kali mempresentasikan nada-nada ekstrim kepada khalayak metal Indonesia. Kisah nyata band lokal yang membuka jalan penuh cadas dan melesat tinggi dalam waktu singkat. Namun juga penuh duri tajam serta konflik berkepanjangan. Ngotot bertahan tapi akhirnya seperti diselimuti kutukan. Jika itu sebuah kenangan dan seribu pelajaran, maka simak sedikit catatan kisah mereka. A legendary maggots. This is the ultimated classic!...

"Awalnya pada tahun 1994 cikal bakal Rotten Corpse adalah sekedar band session aja. Waktu itu saya udah malang-melintang bikin band ini-itu, dengan genre yang ini-itu juga. Sementara saya nge-fans banget sama band-nya Adyth, Orchestration Foolish. Band temen deket yang saya anggap paling oke, paling rapi di antara semuanya," jelas Aryev Gobel ketika mengingat kembali dari mana kisah epik metal ini harus dimulai.

Dia lalu melanjutkan ceritanya, "Si Adyth lah yang pertama kali nawarin bikin band session itu. Kita pengen coba main di genre metal yang lebih berat dan berisik. Setelah melalui tahap adaptasi personel, kita sepakat untuk serius dan band session ini dinamai Disgorged dengan formasi awal ; saya di vokal, Adyth dan Wawan di gitar, Upik di bass, dan Anton di drum."

Berbagai proses dilalui, hingga akhirnya pada pertengahan Juni 1995 mereka dengan mantap mengubah nama band itu menjadi Rotten Corpse. Gitaris Adyth [eks Orchestration Foolish], vokalis Aryev Gobel [eks Abstain], gitaris Wawan [eks Lunatic Asylum], bassis Upick [eks Orchestration Foolish], dan drummer Anton [eks Lunatic Asylum] tampak cukup antusias untuk mengibarkan bendera brutal death metal di tanah Malang.

Sejarah mencatat, Orchestration Foolish dan Abstain merupakan dua band metal yang sering tampil dalam berbagai event festival musik garapan Gemma [Generasi Musisi Muda Malang] di rentang tahun 1992 - 1995. Sedangkan Lunatic Asylum adalah proyek band death metal bentukan trio Adyth, Wawan dan Anton - yang seingat penulis hanya sempat manggung satu kali di kampus Unibraw dengan mengusung lagu-lagu kover milik band metal Austria, Disastrous Murmur.

Begitu resmi terbentuk, Rotten Corpse langsung tancap gas berlatih di studio dan berawal dari mengkover lagu-lagu milik Cannibal Corpse, Suffocation, hingga Broken Hope. Tidak lama, Adyth dkk mulai berani tampil di sejumlah gigs, parade band dan berbagai event musik kampus yang ada di Malang.

Sebagai band baru, pada masa itu mereka musti rela membayar biaya pendaftaran untuk manggung. Di setiap pentas, Adyth dkk juga kerap membawa suporter setia - yang notabene adalah temen-temen dekat mereka sendiri. Rotten Corpse sempat menggemparkan event Singosari Open Air, di mana Anton berhasil menyabet gelar 'Drummer Terbaik' dan dapat trophy sebagai kenang-kenangan. Weird?!...

Pada akhir tahun 1995, Upick terpaksa cabut karena pekerjaan dan posisinya digantikan oleh Didik, pemuda pendiam asal Nganjuk hasil rekomendasi dari Afril [Extreme Decay]. Menyusul tak lama kemudian Wawan juga keluar dari Rotten Corpse, dan membentuk grup band Adzab yang beraliran black metal. Mulai saat itulah formasi Rotten Corpse menjadi empat orang dengan menyisakan Adyth yang sendirian di sektor gitar, sekaligus sebagai mastermind yang mengelola materi musik dan karir band.

Di awal tahun berikutnya, Rotten Corpse coba merilis demo pertama yang mereka beri titel Maggot Sickness. Demo yang direkam selama dua jam secara live-track di studio Oase itu justru jadi momentum penting bagi langkah karir Rotten Corpse selanjutnya. Rekaman demo itulah yang memancing banyak reaksi kekaguman serta efek positif dari berbagai scene musik cadas di Indonesia. Dan nama Rotten Corpse makin sering disebut serta mulai hangat dibicarakan...

"Itulah kuncinya," cetus Aryev Gobel. "Demo rekaman yang berkualitas minim banget itu sempat dibawa ke Bandung yang kala itu merupakan kota sejuta harapan bagi semua band underground. Demo itu diperkenalkan pada komunitas di sana dan bisa menunjukkan bahwa Malang, kota kecil yang tidak begitu mencolok mempunyai satu monster yang sanggup memporak-porandakan pasar underground. Dan itu memang terjadi!..."

Akibat demo sederhana itu Rotten Corpse akhirnya diundang ke Bandung untuk tampil di salah satu konser cadas yang sangat monumental, Bandung Underground #2 di gedung Saparua, 21 Juli 1996. Dengan bersemangat sang vokalis kembali berujar, "Show pertama kita di Bandung itu memang luar biasa. Kita sanggup membuat mereka tercengang. Kita sanggup memposisikan Rotten Corpse menjadi monster yang sangat mengerikan di kalangan underground Indonesia!"

Tak ayal, nama Rotten Corpse langsung melesat dan mulai menjadi 'national-highlight' bagi pencinta musik ekstrim di negeri ini. Sepekan kemudian, tepatnya tanggal 28 Juli 1996, Adyth dkk menjadi headliner pada ajang Parade Musik Underground di gedung YPAC, Malang. Di sini Rotten Corpse kembali menjadi bintang dengan performanya yang nyaris sempurna.

Puncaknya mulai terjadi pembicaraan antara Rotten Corpse dengan Hariyanto a.k.a Mas Harry dari HR Production [produsen kaos yang berdomisili di Surabaya] yang ingin memproduksi debut album Adyth dkk. Mas Harry sepakat bikin label metal independen dengan nama Graveyard Production, dan mengontrak Rotten Corpse sebagai artis band pertamanya. Dia juga yang bertindak sebagai manajer band kebanggaan arek Malang tersebut.

Akhirnya pada bulan November 1996 Rotten Corpse menjalani proses rekaman selama lima hari penuh di studio Natural [Surabaya] dengan produser Mas Harry dan dibantu Irwan sebagai sound engineer. Proses rekaman mereka saat itu terbilang cukup mewah dan fenomenal bagi kalangan komunitas metal. Sebab Adyth dkk mulai meninggalkan gaya live-recording dan berani menggunakan sistem track-recording untuk mendapatkan hasil rekaman yang maksimal. Metode rekaman seperti itu masih jarang digunakan oleh kebanyakan band underground pada jaman itu karena keterbatasan sarana dan equipment standard, serta memerlukan waktu dan biaya yang lumayan besar.

Sementara proses mixing materi rekaman Rotten Corpse masih digarap, Adyth dkk kembali menghajar beberapa event metal raksasa, seperti misalnya Underground Siang Bolong [Surabaya], Total Noise [Jakarta], dan PMU #2 [Malang]. Alhasil nama Rotten Corpse semakin mengkilap saja di blantika musik cadas tanah air.

Tepat di akhir tahun 1996, Graveyard Production resmi merilis album Rotten Corpse yang bertitel Maggot Sickness. Di dalamnya berisi delapan lagu yang digarap cukup maksimal, dan sukses menggelontorkan sejumlah singel keren seperti Rotten Solid Brain, Broken Hope, atau Mindless Tentacles. Yah, sebuah masterpiece!...
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL4ApbipJ4XQck2KRgWf2poKmYP7nAZGx5rtnW2Usvv5VqdUBXFbFQcY5LU7fL-xRu_kPkR6WYQvMeIHviT8fD9GTwcRZuEjcaoND7CxSTURY0LJDFsNtA8KE2wIPGzKggk9c5hkEYQN4/s320/artikel-rc-1.jpg
Respon publik dan pasar metal Indonesia tentunya sangat menggembirakan. Maggot Sickness menjadi album metal yang cukup bersinar di jamannya, dan sempat diklaim oleh seorang jurnalis musik sebagai salah satu dari 20 album rock-lokal yang revolusioner [majalah MTV Trax2, Juli 2004]. Dalam artikel itu juga tertulis, "Album debut mereka yang bertitel 'Maggot Sickness' saat itu menggemparkan scene metal di Jakarta, Bandung, Jogjakarta dan Bali karena komposisinya yang solid dan kualitas rekamannya yang top notch."

Berbagai media metal-underground juga memberi komentar dan review yang positif. Sebuah fanzine lokal bernama Loudly Press menaruh Maggot Sickness di list pertama dalam rubrik Five Malang Essential Records - dengan kutipan singkat, "...sebuah perjuangan yang sangat tidak pantas untuk dilupakan. Sebuah album untuk semua diehard metalheads!"

Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, Aryev Gobel ikut buka mulut lebar-lebar soal rilisan itu, "Maggot Sickness adalah album masterpiece yang pernah dilahirkan oleh praktisi band underground dalam kualitas recording, materi musik, dan artwork. Perpaduan teknik analog dan manual artwork yang orisinal menjadikan album ini benar-benar melegenda."

Perlu diketahui bahwa sampul depan Maggot Sickness itu benar-benar 'asli dan nyata'. Ceritanya dalam sesi foto kover itu kaki Aryev Gobel rela dilumuri cat merah dan saus kental serta diguyur sekantong belatung hidup yang biasa di pakai sebagai pakan burung peliharaan. Hasil fotonya lalu diolah sedikit di komputer dan jadilah salah satu karya sampul album yang paling 'orisinil' di scene metal Indonesia.

Kedahsyatan Maggot Sickness menyeberang hingga ke negara tetangga. Di awal tahun 1997, album itu dirilis kembali oleh Ultra Hingax Prod dan VSP dengan titel Rotten Corpse [self-titled] untuk pasar distribusi Malaysia dan Singapore. Bahkan tiga lagu mereka - Rotten Solid Brain, Sound Bitter, Mindless Tentacles - masih sempat masuk dalam proyek kompilasi Ultra Violence yang diterbitkan oleh Ultra Hingax Prod [2000] di wilayah negeri jiran.

Sayangnya kesuksesan Rotten Corpse tidak lalu dibarengi dengan solidnya hubungan internal di tubuh band. Perlahan muncul keretakan antar personil akibat ego yang berlebih atau benturan kepentingan. Bahkan sejak itu mulai muncul isu-isu tak sedap yang justru datang dari seputar scene mereka sendiri. Agaknya Rotten Corpse sempat kaget dengan popularitas mendadak yang mereka terima. Scene lokal juga tampak belum siap menerima perubahan yang terjadi pada band yang sempat mereka bangga-banggakan itu. Yang muncul kemudian adalah bibit prasangka, iri, curiga, opini negatif, serta vonis yang berlebihan.

"Saya pribadi memang shock berat dengan begitu cepat populernya band ini. Saya jadi dikenal, banyak banget yang berinteraksi baik secara poistif maupun negatif. Tekanan-tekanan menjadi 'artis' pun nyata saya rasakan, baik secara psikologis maupun fisik!" ungkap Aryev Gobel jujur.

Dalam kasus ini, mitos bahwa konflik internal hampir selalu menyertai band yang terlalu cepat sukses mungkin benar adanya. Puncaknya pada pertengahan tahun 1997, Aryev Gobel keluar dari Rotten Corpse. "Kegilaan saya terhadap narkoba tidak dibarengi dengan pemikiran personel lain yang penuh pengertian. Cukup satu vonis, saya adalah pengganggu dan harus keluar dari Rotten Corpse!" aku Aryev Gobel yang lalu memilih bergabung di grupband Santhet sebagai drummer.

Sepeninggal Aryev Gobel, Rotten Corpse terus bertahan. Apalagi tawaran manggung masih datang dari berbagai pentas. Akhirnya posisi vokal diisi oleh Ferry Rinaldi [eks Brain Maggots]. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Wawan dpanggil kembali untuk mengisi ruang gitar yang pernah ia tinggalkan. Rotten Corpse kembali dalam formasi berlima dengan duo gitaris yang gahar.

Pada bulan Juli 1997, Rotten Corpse kembali diundang manggung di kota kembang dalam acara Bandung Berisik #2. Saat itu mereka berangkat tanpa Anton dan Didik yang sedang ujian di kampusnya. Terpaksa dalam konser itu Adyth, Ferry dan Wawan meminta bantuan sahabat mereka yaitu Hendra [drum] dan Ratno [bass] dari grupband Motorhead sebagai additional musicians. Uniknya, tepat seminggu kemudian giliran Adyth yang diajak manggung membantu Motordeath ketika band Bandung itu show di event Hullabaloo #3? .

Sepulang dari Bandung itu sebenarnya sudah tampak sekali kalau pondasi Rotten Corpse mulai retak. Kejenuhan memuncak, konflik internal semakin tajam, dan perang kepentingan terjadi satu sama lain. Adyth selaku mastermind kelompok ini tampak mulai kehilangan akal dalam menyatukan visi bermusik personil lainnya. Bisakah nasib mereka diselamatkan?!...

Hingga pada suatu sore di bulan Agustus 1997, Adyth tiba-tiba mengontak salah seorang editor Mindblast fanzine dengan maksud ingin menyampaikan satu informasi penting. Pertemuan mendadak dilakukan di sebuah warung kopi sederhana dekat markas redaksi Mindblast. Sore itu dia mengaku baru saja melakukan pertemuan internal dengan semua personil band dan mendapatkan satu keputusan penting tentang karir musik mereka.

"Ini berita resmi dari Rotten Corpse, dan kamu orang pertama yang aku kasih tahu ya," kata Adyth dengan mimik wajah serius. "Gini, aku akan balik ke Bandung dalam waktu dekat ini. Mau nerusin studi di sana. Trus soal Rotten Corpse, kita tadi udah sepakat kalo nama Rotten Corpse akan aku bawa serta ke Bandung."

Bagaikan geledek di siang bolong. Berita ini sungguh mengagetkan. Meski sebenarnya sudah lama tercium indikasi ke arah perpecahan Rotten Corpse. Namun tidak ada yang menyangka kalau ternyata skenarionya seperti ini. Adyth mengusung nama Rotten Corpse di Bandung? Sama siapa? Terus bagaimana nasib empat personil lainnya di Malang? Apakah ini bahasa lain dari Rotten Corpse yang memutuskan bubar total?...

"Tenang aja. Rotten Corpse bakal terus eksis kok. Hanya pindah home base aja ke Bandung!" kata Adyth hati-hati seperti tidak ingin menyinggung perasaaan siapapun. Dia bukannya memecat ke-empat personil yang lain. Dalam bahasa yang dia pakai adalah 'meminta Anton dkk untuk mengundurkan diri dari band'. Sebab selaku personil yang menulis hampir semua materi lagu serta mengelola semua urusan karir band, dia merasa yang paling berhak menggunakan nama Rotten Corpse.

"Yah kita liat saja gimana entar jadinya. Sampai di Bandung nanti aku akan langsung cari orang-orang yang mau bantu membentuk Rotten Corpse yang lebih matang dan serius. Lagipula di sana kayaknya lebih menjanjikan untuk maen musik," jelasnya kemudian.

Tidak lama setelah 'konferensi pers' eksklusif tersebut, tepatnya di bulan September 1997, Adyth benar-benar pulang kampung ke Bandung. Di sana ia dibantu oleh para personil Motordeath untuk membangun dinasti Rotten Corpse yang baru. Setelah berlatih singkat di studio, mereka langsung diundang tampil dalam sebuah konser musik cadas di Denpasar, Bali.

Sementara itu di waktu yang bersamaan, sisa personil yang tertinggal di Malang ternyata masih menyatakan diri eksis dan berhak menyandang nama Rotten Corpse. Ferry, Didik, Wawan, dan Anton tetap coba bertahan dalam manajemen Graveyard Production. Mereka juga mulai kembali ke studio dan sempat beberapa kali mengisi gigs lokal yang ada.

Munculnya dua kubu yang berlabelkan Rotten Corpse itu cukup membingungkan masyarakat metal. Pro-kontra mulai merebak luas. Kedua kubu tetap saling klaim dan merasa paling berhak. Panitia acara musik pun bingung musti mengontak Rotten Corpse yang mana?! Saking bingungnya, Mindblast sendiri bahkan memuat artikel berjudul Rotten Corpse satu halaman penuh yang hanya berisi tanda tanya besar [?] tanpa tulisan apapun di edisi ketiganya. Berbagai 'upaya damai' tidak mampu meredakan sengketa dan konflik di antara mereka sendiri.

Namun semua itu berjalan tidak terlalu lama. Adyth tampaknya kesulitan berjuang sendirian dengan brand lawas Rotten Corpse di Bandung. Sementara Anton dkk di Malang seperti kehilangan nahkoda serta agak kewalahan mengelola karir band tanpa sentuhan Adyth. Dan perlahan kedua kubu Rotten Corpse itu tidak pernah ada kabarnya lagi. Selesai sampai di sinikah sejarah Rotten Corpse?! Mmhh, belum tentu...

Di awal tahun 1998 tersiar kabar bahwa Adyth membentuk grupband deathmetal anyar yaitu Disinfected. Kelompok itu diperkuat juga oleh nama-nama paten dari scene metal Ujungberung Bandung, seperti Amenk [eks Embalmed] dan Andris [Burgerkill]. Tidak lama mereka langsung merilis debut album yang bertitel Melted rilisan Extreme Souls Production. Menurut sebagian kawan, album yang mendapatkan respon hangat dari fans metal itu punya nuansa musik khas Rotten Corpse. Sungguh masuk akal, sebab hampir semua materi dasar lagunya memang ditulis oleh Adyth. Bisa dibayangkan kalau Melted adalah 'album kedua dari Rotten Corpse'?!...

Setelah merilis rekaman, nama Disinfected melesat di scene metal Indonesia. Berbagai panggung musik mulai dijajal. Bahkan mereka sempat diundang tampil di kota Malang dalam event bertajuk Malang Metal Fest. Adyth sendiri tampak enjoy bermusik di Disinfected dan mulai melupakan ambisinya mengusung nama Rotten Corpse yang sepertinya sarat 'kutukan'.

Tetapi nama Rotten Corpse sendiri ibarat 'pesugihan' yang selalu dicari sekaligus 'kutukan' yang terus menghantui. Buktinya pada akhir tahun 1998, Aryev Gobel bangkit dan membentuk kembali Rotten Corpse bersama gitaris Mentho [Keramat], bassist Yongki [Suffer In Crease], dan drummer Eko [Keramat]. Setelah ending yang tidak 'happy' di masa sebelumnya, sekuel kedua dari Rotten Corpse tampaknya dimulai dari sini...

Mereka langsung aktif berlatih di studio legendaris Centra, sambil sesekali manggung di sejumlah gigs lokal dan memproduksi beberapa merchandise. Akhirnya Rotten Corpse formasi baru pimpinan Aryev Gobel itu berhasil membuat satu karya nyata. Mereka sempat merilis sebuah singel yang berjudul Awakening untuk salah satu seri kompilasi cadas Brutally Sickness rilisan Extreme Souls Production.

Setelah tampil membuka show Edane di Malang dan mengisi sejumlah gigs lokal dalam rentang tahun 1999-2000, Rotten Corpse sempat dikabarkan akan merilis full-album melalui label Rottrevore records. Namun berita itu tidak pernah menjadi kenyataan. Begitu juga Rotten Corpse seperti berada di persimpangan antara 'ada dan tiada'. Sialan, rupanya 'kutukan' itu masih berlanjut...

"Dengan berat hati, ibarat putus pacaran, saya terpaksa tidak tahu menahu soal band ini. Saya tidak tahu kenapa, Rotten Corpse seperti mengantuk, pengen tidur terus. Sementara konflik-konflik internal pun tidak kunjung berhenti dan akhirnya mematikan band besar ini," tutur Aryev Gobel yang sekarang menjabat vokalis Keramat dan bekerja sebagai desainer grafis di sebuah pabrik rokok di Malang.

Seingat penulis, sejak tahun 2001 nama Rotten Corpse sudah tidak disebut-sebut lagi. Rotten Corpse is dead?! Well, seperti biasa, tidak pernah sekali pun ada pernyataan resmi mengenai keputusan bubarnya Rotten Corpse dari pihak-pihak terkait. Selalu saja misterius. Orang-orangnya masih ada di sekitar, tetapi nama Rotten Corpse perlahan lenyap begitu saja. Sebagian orang yang percaya kutukan berpendapat bahwa mungkin sebaiknya Rotten Corpse tidak usah ada lagi dan biarkan jadi sejarah...

And where is everybody now?!... Adyth saat ini sudah berkeluarga dan bekerja sebagai desainer grafis di Jakarta. Anton masih bekerja di Malang dan jadi drummer di Silence Is Broken - setelah sempat memperkuat banyak band lokal ; Disintegrate, System Error, sampai Davyjones. Wawan yang pernah main gitar di Adzab, Disaffection dan Antipathy sempat hijrah ke Ukraina bareng pacar bulenya. Didik kabarnya bikin band metal di Nganjuk. Upick sudah berkeluarga dan bekerja di Pandaan. Ferry Rinaldi sudah menikah dan menetap di Pandaan. Yongki berhenti bermusik dan tinggal di Malang. Aryev Gobel, Mentho dan Eko masih main musik bersama di Keramat. Mas Harry tetap di Surabaya, menekuni bisnis sablon dan jadi kolektor metal. They're all kvlt!...

Meski hanya eksis dalam waktu singkat dan dilanda berbagai konflik, setidaknya Rotten Corpse pernah menggoreskan tinta emas dalam sejarah musik metal di Malang, bahkan di Indonesia. Sampai-sampai muncul mitos bahwa hingga hari ini belum ada band metal Malang yang pernah mencapai level seperti Rotten Corpse - yang punya karya musik berkualitas, direspon secara masif, dan sangat menginspirasi banyak orang.

Sampai detik ini, satu-satunya album Maggot Sickness tetap menjadi klasik dan masih diburu dengan harga lumayan tinggi. Beberapa band lokal tercatat masih mengkover lagu-lagunya. Fans dari dalam dan luar negeri masih terus menanyakan stok rekamannya. Album bajakannya bahkan ludes diserbu pembeli. Begitu juga dengan merchandise-nya di pasaran gelap. Organiser show Kolektif Radiasi masih bercita-cita untuk membawa line-up klasik Rotten Corpse ke dalam sebuah konser reuni. Atau memang sudah sepantasnya band ini mendapatkan sebuah tribut khusus...

Penulis yakin mereka yang pernah bersama dan mengalami sejarah dengan band ini akan terus mengenang kejayaan yang singkat itu. Sejarah yang diukir Rotten Corpse akan selalu terasa emosional. Dari sisi yang baik maupun yang buruk. Seperti diungkapkan Aryev Gobel yang sampai rela merajah logo band Rotten Corpse di kulit tubuhnya, "Saya pribadi merasa bangga pernah punya band sedahsyat ini. Sampai mati band ini akan tetap di dada!..."

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger